Total Tayangan Halaman

Jumat, 22 April 2011

Contoh Model-Model Pembelajaran Yang Cocok Untuk Pemebelajaran PAI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk berbudaya yang dinamis. Salah satu wujud kebudayaan manusia yang dinamis dan senantiasa sarat dengan perkembangan adalah bidang pendidikan. Oleh karena itu, perubahan serta perkembangan pendidikan adalah sebuah keniscayaan yang terjadi seiring dengan perubahan budaya manusia itu sendiri. Perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan terhadap berbagai sektor pendidikan ke arah yang lebih baik sebagai langkah antisipatif terhadap kebutuhan di masa mendatang.
Berbicara tentang pendidikan tentu tidak akan dapat dipisahkan dari pembahasan terhadap komponen yang melekat dengan pendidikan itu sendiri, yaitu kurikulum, guru dan siswa, karena ketiga komponen tersebut saling terkait satu sama lain dalam membentuk sebuah proses pembelajaran yang optimal. Sebuah studi menyebutkan bahwa proses pembelajaran di tingkat dasar menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, meskipun tidak dipungkiri bahwa mutu pendidikan telah mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Selama ini pembelajaran di tingkat dasar cenderung text book oriented dan terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa dipahami dengan baik. Di sisi lain, kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna. Hal ini tentu saja sangat bertolak belakang dengan peran dan posisi guru sebagai salah satu pilar penentu suksesnya sebuah pembelajaran.
Mencermati keadaan tersebut di atas, maka perlu adanya sebuah perubahan dan pembaharuan, inovasi, ataupun gerakan perubahan mind set ke arah pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya, dan khususnya tujuan pembelajaran. Salah satu langkah konkrit yang dapat ditempuh untuk merealisasikan perubahan tersebut adalah itikad baik dari para guru untuk mengatur dan memberdayakan berbagai variabel pembelajaran yang merupakan bagian terpenting dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Sejalan dengan paparan tersebut di atas, maka ketepatan dalam memilih metode, strategi dan pendekatan dalam mendisain model pembelajaran yang berguna dalam menciptakan iklim belajar PAKEM harus senantiasa diupayakan oleh seorang guru. Satu hal yang penting untuk disadari, bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling baik, atau sebuah model pembelajaran lebih baik dari model pembelajaran yang lain. Baik tidaknya sebuah model pembelajaran, atau ketepatan pemilihan sebuah model pembelajaran akan sangat tergantung pada tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang hendak disampaikan, perkembangan peserta didik, dan juga kemampuan guru itu sendiri dalam mengelola dan memberdayakan semua sumber belajar yang ada. Oleh karena itu, keanekaragaman model pembelajaran yang disampaikan dalam makalah ini lebih merupakan upaya bagaimana menyediakan berbagai alternatif bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat.

B. Deskripsi Singkat
Bahan ajar ini membahas tentang pengertian, jenis-jenis dan langkah-langkah model pembelajaran yang dapat dipilih untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Bahan ajar ini merupakan panduan bagi peserta diklat untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang model-model pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dan pada tahap selanjutnya peserta diklat dapat mengimplementasikannya di sekolahnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di sekolahnya.
.Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti mata diklat ini diharapkan peserta diklat mampu memahami bahwa ketepatan pemilihan model pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan proses pembelajaran.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan peserta diklat mampu :
1. Memilih model pembelajaran yang tepat berdasarkan kondisi siswa
2. Memilih metode dan model berdasarkan tujuan pembelajaran
3. Memilih metode berdasarkan karakteristik materi pelajaran
4. Menjelaskan penerapan model pembelajaran yang cocok untuk materi PAI













BAB II
MODEL PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN
UNTUK MATA PELAJARAN PAI

A. Memilih Metode Dan Model Berdasarkan Kondisi Siswa
Melvin Silbermen melengkapi pernyataan Confucius mengenai tiga macam cara belajar yang berbeda—belajar dengan mendengar, dengan melihat, dan dengan melakukan—dengan menyatakan:
What I hear, I forget (apa yang saya dengar, saya lupa).
What I hear, see, and ask questions about or discuss with someone else, I begin to understand (apa yang saya dengar, lihat, pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai memahami).
What I hear, see, discuss and do, I ackquire knowledge and skill (apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan saya lakukan, saya mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan).
What I teach to another, I master (apa yang saya ajarkan kepada orang lain, saya menguasainya).
Cara belajar yang demikian akan dapat melayani banyak siswa yang tentu berbeda-beda gaya belajarnya. Bobbi DePorter dan Mike Hernacki menyebutkan tiga tipe orang dengan gaya belajar yang berbeda yaitu:
(1) tipe visual; Orang-orang tipe visual lebih mengingat apa yang dilihat dari pada apa yang didengar, pembaca cepat dan tekun, tidak begitu terganggu oleh kebisingan, akan tetapi dia mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis.
(2) tipe auditorial; orang-orang verbal lebih mampu belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat atau dibaca, senang membaca dengan suara keras dan mendengarkan, sulit untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita, suka berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar, dan bermasalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi.
(3) tipe kinestetik; orang-orang kinestetik lebih mampu belajar dengan praktik, banyak menggunakan isyarat tubuh, berkeinginan untuk melakukan segala sesuatu, menyukai permainan yang menyibukkan, berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, dan tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama.
Tipologi di atas tidak berarti setiap orang hanya memiliki satu gaya belajar, akan tetapi dia memiliki kecenderungan untuk lebih mampu belajar dan menguasai suatu pengetahuan atau ketampilan dengan metode belajar yang sesuai dengan tipe dirinya. Karena itulah guru sedapat mungkin menerapkan metode-metode belajar yang dapat memfasilitasi keberagaman tipe belajar dan membuat siswa aktif.
Active Learning juga didasarkan atas asumsi bahwa :
1. Pembelajaran hanya bisa terjadi jika siswa merasa terlibat aktif secara mental maupun fisik.
2. Setiap siswa memiliki potensi untuk bisa dikembangkan dengan menggunakan berbagai metode belajar—melalui diskusi, presentasi, peragaan, melakukan, dsb.
3. Peran guru lebih sebagai fasilitator pembelajaran. Paradigma pembelajaran sekarang ini adalah Student Centred Learning, pembelajaran berpusat pada siswa; dan tidak mengikuti paradigma banking concept yang mengandaikan siswa ibarat tabung kosong yang hanya pasif menerima pelajaran. Siswa didorong untuk bisa memperoleh pengetahuan dengan caranya sendiri.

B. MEMILIH METODE DAN MODEL BERDASARKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Proses kegiatan pembelajarannya mengacu pada taksonomi Tujuan Pembelajaran (Bloom Dkk.), sbb.:
1. Kognitif; memiliki enam level; secara berurut dari level yang paling rendah adalah:
(1) Mengetahui; mengingat fakta, kata-kata, istilah, konsep, prinsip, aturan dsb.
(2) Memahami; menafsirkan sesuatu, mengungkapkan dalam bentuk lain, menyatakan dengan kata-kata sendiri, menduga sesuatu berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
(3) Menerapkan; menggunakan apa yang dipelajari dalam situasi baru.
(4) Menganalisis; menguraikan suatu keseluruhan dalaam bagian-bagian, serta menghubungkan antara bagian-bagian itu.
(5) Mensintesis; menghubungkan bagian-bagian dan secara kreatif membentuk sesuatu yang baru.
(6) Mengevaluasi; menggunakan kriteria untuk menilai sesuatu.

2. psikomotor; ada lima level, secara berurut dari yang paling rendah adalah sbb.:
(1) melakukan gerakan fisik, misalnya berjalan, berlari, meniru.
(2) Menunjukkan kemampuan perseptual secara visual, auditif, kinestetik, serta mengkoordinasi seluruhnya.
(3) Memperlihatkan kemampuan fisik yang mengandung ketahanan kekuatan, kelenturan, luwes, kelincahan, kecepatan reaksi.
(4) Melakukan kegiatan yang terampil serta terkoordinasi dalam permainan, simulasi, kesenian, atau olah raga.
(5) Mengadakan komunikasi non verbal, yakni dapat menyampaikan pesan melalui gerakan—muka, tangan, penampilan, ekspesi kreatif.

3. afektif; berkenaan dengan kesadaran, perasaan, dan penilaian akan sesuatu, ada lima level, secara berurut dari yang paling rendah adalah sbb.:
(1) Menerima/memperhatikan; menunjukkan minat, sadar akan adanya kondisi, situasi, atau masalah tertentu; kesediaan mendengarkan nasehat, menghadiri,
(2) Merespon; memberi reaksi terhadap situasi, kondisi, kegiatan sambil menunjukkan rasa puas.
(3) Menghargai; menerima suatu nilai, mengutamakannya, bahkan menaruh komitmen terhadap nilai itu, karena percaya atas kebaikan nilai itu.
(4) Mengorganisasi nilai; mengkonsep-sualisasi dan mensistematisasi dalam pikiran.
(5) Mengkarakterisasi nilai-nilai; menginter-nalisasi, menjadikannya bagian dari diri-pribadinya sebagai pandangan hidup.
Apapun metode dan model pembelajaran yang kita pilih perlu diselaraskan pada tujuan pembelajaran dan jenis kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai siswa.

C. Memilih Metode Berdasarkan Karakteristik Materi Pelajaran
Materi pelajaran fiqh ada yang berupa fakta, konsep, prosedur dan prinsip.

Karakteristik materi Penjelasan Contoh Metode & model pembelajaran
FAKTA Materi berupa informasi tentang Realitas, peristiwa, orang, tahun, tempat, jumlah, ukuran, yang menekankan pada ingatan/hafalan. Jenis air untuk bersuci, benda-benda najis, waktu salat, miqat haji-umrah, do’a, zikir. Membaca, Menghafal, information search, index card match, cardsort, talking stick.
KONSEP Materi berupa pengertian, definisi yang membutuh-kan tingkat kognisi pemahaman. Pengertian Puasa, salat, thaharah, jual-beli, perbedaan zakat, sadaqah, hadiah, dan infak. Ceramah, tanya jawab, diskusi, resitasi.
information search, talking stick, every one is s teacher here, poster comment, team quiz, the power of two.
PROSEDUR Materi berupa urutan melakukan, mengerjakan, atau membuat sesuatu yang membutuhkan kognisi tingkat penerapan, dan keterampilan serta kemahiran psikomotor. Rukun salat dan wudlu, memandikan, mengkafani, mensalati, memakamkan janazah, proses akad nikah, thawaf, sya’i, melontar jamarat. Demonstrasi, drill, praktik, resitasi, every one is a teacher here, poster session, modelling, billboard ranking (modifikasi), role playing.
PRINSIP Materi berupa hubungan antar konsep yang meng-gambarkan sebab-akibat, generalisasi, hukum yang membutuhkan tingkat kognisi tinggi, seperti analisa, sintesa, dan penilaian. Penggunaan kongnisi tinggi dapat menjadi alat pembentukan kesadaran mental siswa. Ketentuan awal Ramadhan/ Syawal, pembagian waris, hukum poligami, ketentuan hukum kasus perceraian, ketentuan produk makanan halal/haram, hikmah puasa dan zakat. Diskusi, Project, kerja kelompok, problem solving poster comment, the power of two, jigsaw, snowballing, billboard ranking, concept map.

D. CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MATERI PAI
Berikut ini adalah contoh-contoh praktis model kegiatan pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif, inovatif, kreatif, efektif, udan menyenangkan (PAIKEM).

1. Jigsaw Learning
Teknik pembelajaran yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok” (group-to-group exchange), dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan sesuatu.
Ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi pelajaran yang banyak, dapat dipelajari dengan disingkat atau “dipotong”, dengan ketentuan tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum bagian yang lain.
Setiap kali peserta didik mempelajari sesuatu yang dipadukan dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, dibuat sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian.

Langkah-langkah:
1. Pilihlah materi belajar yang dapat dipisah menjadi bagian-bagian. Satu bagian dapat disingkat menjadi beberapa alenia atau beberapa halaman. Contohnya, antara lain:
o Materi tentang Al-Qur’an: tujuan, Manfaat, dan Proses Turunnya.
o Materi tentang Hadits Nabi SAW.: Pengertian, Fungsi, Cara Mempedomani.

2. Hitunglah jumlah bagian materi belajar dan jumlah peserta didik. Bagikan tugas yang berbeda kepada kelompok peserta yang berbeda. Contoh : misalnya sebuah kelas terdiri atas 12 orang peserta. Anggaplah anda dapat membagi materi pelajaran dalam tiga bagian, kemudian anda dapat membentuk tiga kwartet (kelompok belajar yang terdiri dari empat orang) dengan tugas membaca, berdiskusi, dan mempelajari materi yang ditugaskan kepada mereka.

3. Setelah selesai, bentuklah kelompok ”Jigsaw Learning”. Setiap kelompok mempunyai seseorang wakil dari masing-masing kelompok dalam kelas. Setiap anggota masing-masing kwartet menghitung 1,2,3, dan 4. kemudian bentuklah kelompok peserta didik ”Jigsaw Learning” dengan jumlah sama. Hasilnya akan terdapat 4 kelompok yang terdiri dari 3 orang (trio). Dalam setiap trio akan ada seorang peserta yang mempelajari bagian 1, seorang untuk bagian 2, dan seorang lagi bagian 3.

4. Mintalah anggota kelompok “Jigsaw” untuk mengajarkan materi yang telah dipelajari kepada yang lain.
5. Kumpulkan kembali peserta didik ke kelas besar untuk memberi ulasan dan sisakan pertanyaan guna memastikan pemahaman yang tepat.

Variasi
1. Berikan tugas baru, seperti menjawab pertanyaan kelompok tergantung akumulasi pengetahuan anggota kelompok jigsaw.
2. Berikan tanggung jawab kepada peserta didik yang lain guna mempelajari kecakapan daripada informasi kognitif. Mintalah peserta didik mengajari peserta lain kecakapan yang telah mereka pelajari.

2. Everyone Is a Teacher Here (Everyone can be a teacher)
Setiap Orang adalah Guru; ini merupakan sebuah model strategi yang mudah memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang ”pengajar” terhadap peserta didik lain.

Langkah-langkah:
1. Bagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik. Mintalah para peserta menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik khusus yang akan mereka diskusikan di kelas. Contoh : guru menetapkan tugas bagi kelas untuk diskusi/membahas tentang “Ciri-ciri Orang yang mencintai Al-Qur’an dan Rasulullah SAW.” dengan membagikan kartu indeks guru meminta peserta didik menulis sebuah pertanyaan tentang masalah seputar topik yang perlu dibahas. Pertanyaan tersebut dikumpulkan kepada guru, kemudian dibagikan lagi kepada siswa untuk direspons.
2. Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa. Mintalah siswa membaca diam-diam pertanyaan atau topik pada kartu dan pikirkan satu jawaban.
3. Panggilah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka peroleh dan memberi jawaban.
4. Setelah diberi jawaban, mintalah siswa lain di dalam kelas untuk menambahkan apa yang telah disumbang sukarelawan.
5. Lanjutkan selama masih ada sukarelawan.

Variasi
1. Pegang kartu yang Anda kumpulkan, bentuklah sebuah panel responsden. Baca setiap kartu dan ajaklah diskusi. Putarlah anggota panel secara berkala.
2. Mintalah peserta didik menulis sebuah opini atau observasi yang mereka miliki pada kartu tentang materi pelajaran. Mintalah peserta lain setuju atau tidak dengan opini atau observasi tersebut.

3. Team Quiz (Menguji Tim)
Teknik ini meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.
Sebagai contoh, Teknik ini bisa digunakan untuk membahas “Isi Kandungan Ayat/Surat Pendek al-Qur’an, penerapan isi kandungan ayat, atauhukum tajwid”

Langkah-langkah:
1. Pilihlah topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian.
2. Bagilah peserta didik menjadi 3 tim.
3. Jelaskan bentuk sesinya dan mulailah presentasi. Batasi presentasi sampai 10 menit atau kurang.
4. Minta tim A sebagai pemimpin kuis, untuk menyiapkan kuis yang berjawaban singkat. Kuis ini tidak memakan waktu lebih dari 5 menit untuk persiapan. Tim B dan C memanfaatkan waktu untuk meninjau catatan mereka.
5. Tim A menguji anggota tim B. Jika Tim B tidak bisa menjawab, Tim C diberi kesempatan untuk menjawabnya.
6. Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota Tim C, dan ulangi prosesnya.
7. Ketika kuis selesai, lanjutkan dengan bagian kedua pelajaran Anda, dan tunjuklah Tim B sebagai pemimpin kuis.
8. Setelah Tim B menyelesaikan ujian tersebut, lanjutkan dengan bagian ketiga dan tentukan tim C sebagai pemimpin kuis.

Variasi:
1. Berikan kesempatan kepada tim ini untuk menyiapkan pertanyaan kuis dari yang mereka seleksi ketika mereka menjadi pemimpin kuis.
2. Lakukan satu pelajaran yang berkelanjutan. Bagilah peserta didik ke dalam dua tim. Di akhir pelajaran, biarkan kedua tim saling memberi kuis satu sama lain.

4. Poster Session (Membahas Poster)
Metode presentasi alternatif ini merupakan sebuah cara yang tepat untuk menginformasikan kepada peserta didik secara cepat, menangkap imajinasi mereka, dan mengundang pertukaran ide di antara mereka. Teknik ini juga merupakan sebuah cara cerita dan grafik yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang sekarang sedang dibahas.

Langkah-langkah:
1. Mintalah setiap peserta didik menyeleksi sebuah topik yang dikaitkan dengan topik umum atau yang sedang dipelajari. Misalnya:
• Isi kandungan atau penerapan QS. Al-Takatsur: ”Sikap Serakah, Penimbun Harta”.
• Isi kandungan QS. Al-Qari’ah dan al-Zalzalah: ”Kiamat, Hari Akhir”
2. Mintalah peserta didik mempersiapkan gambaran visual konsep mereka pada sebuah poster atau papan pengumuman (Anda tentukan ukurannya). Isi poster tersebut harus jelas, agar pengamat dapat dengan mudah memahami tanpa penjelasan tertulis atau lisan. Akan tetapi, peserta didik boleh saja memilih mempersiapkan satu halaman hand-out untuk mendampingi poster yang menerangkan lebih detil dan menayangkan bacaan lanjut.
3. Selama sesi kelas berlangsung, mintalah peserta didik memasang gambaran presentasi, dan dengan bebas berkeliling di ruangan memandang serta mendiskusikan poster yang lain.
Salah satu peserta menggambarkan akibat mengkonsumsi makanan/minuman haram dengan membuat poster yang menunjukkan gambaran berikut, misalnya :
o Seseorang yang memiliki badan dengan perut buncit
o Orang-orang bingung mencari perlindungan dari kemurkaan alam.
o Tanda-tanda kiamat.
Di bawah masing-masing gambar di atas ada satu paragraf singkat yang menjelaskan bagaimana dan mengapa seseorang yang mengkonsumsi makanan/minuman haram bisa menunjukkan gejala atau terlibat dalam perkara yang digambarkan dalam poster.
4. Lima belas menit sebelum kelas selesai, berundinglah dengan seluruh kelas dan diskusikan keuntungan apa yang mereka peroleh dari kegiatan ini.

Variasi:
1. Anda boleh memilih untuk membentuk tim ke dalam 2 atau 3 bentuk daripada membuat tugas individual, terutama jika topiknya terbatas.
2. Lanjutkan sesi gambar dengan diskusi panel dengan menggunakan beberapa peraga sebagai panelis.

5. Information Search (Pencarian Informasi)
Metode ini sama dengan ujian open book. Tim mencari informasi (normalnya dilakukan dalam pelajaran dengan metode ceramah) untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Metode ini khususnya sangat membantu dalam materi yang membosankan. Misal: ”Beriman kepada Zat dan Af’al Allah melalui Telaah QS. Al-Fatihah dan Al-Nas”.

Langkah-langkah:
1. Buatlah kelompok pertanyaan yang bisa dijawab dengan cara mencari informasi yang dapat dijumpai di sumber materi yang telah Anda buat untuk peserta didik. Sumber informasi bisa mencakup :
o Selebaran
o Dokumen
o Buku teks
o Buku panduan
o Komputer mengakses informasi
2. Berilah pertanyaan-pertanyaan tentang topik
3. Biarkan peserta didik mencari informasi dalam tim kecil.
Persaingan sehat bisa membantu untuk mendorong partisipasi.
4. Tinjau kembali jawaban selagi di kelas. Kembangkan jawaban untuk memperluas jangkauan belajar.
Variasi:
1. Buatlah pertanyaan yang memaksa peserta didik untuk menyimpulkan jawaban dari sumber informasi yang ada, daripada menggunakan pertanyaan yang bisa langsung dengan pencarian.
2. Daripada mencari jawaban pertanyaan, berilah peserta didik tugas yang berbeda seperti satu kasus untuk dipecahkan, latihan yang bisa mencocokkan butir-butir soal, atau menyusun acak kata. Jika tidak diacak, tunjukkan istilah penting yang terdapat pada sumber informasi.

6. Index Card Match/Make a Match (Mencocokkan Kartu Indeks)

Ini adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas.
Langkah-langkah:
1. Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang diajarkan didalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk menyamai setengah jumlah siswa.
2. Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
3. Campurlah dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-benar tercampur.
4. Berikan satu kartu kepada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini adalah latihan permainan. Sebagian memegang pertanyaan review dan sebagian lain memegang jawaban.
5. Perintahkan kepada peserta didik untuk menemukan kartu permainannya. Ketika permainan dibentuk, perintahkan peserta didik yang bermain untuk mencari tempat duduk bersama (beritahu mereka jangan menyatakan kepada peserta didik lain apa yang ada pada kartunya).
6. Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya, perintahkan setiap pasangan menguji peserta didik yang lain dengan membaca keras pertanyaannya dan menantang teman sekelas untuk menginformasikan jawaban kepadanya.
Variasi:
1. Kembangkan kartu yang memuat kalimat dengan kata yang hilang yang harus dijodohkanbagi dengan kartu yang memuat kata yang hilang. Misalnya, ”Inna nahnu nazzalna l-zhikra wa inna lahu lahafidhun... ______ menunjukkan orisinalitas al-Qur’an.
2. Kembangkan kartu yang memuat pertanyaan dengan beberapa kemungkinan jawaban, misalnya, ”termasuk sifat jaiz bagi Allah ?” _____... Jodohkanlah semua itu dengan kartu yang memuat bermacam-macam jawaban yang sesuai. Ketika setiap pasangan menyampaikan kuis kelompok, mintalah mereka mendapatkan beberapa jawaban dari peserta didik lain.

7. Explisit Instruction (Pengajaran Langsung)
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Contoh: “Adab bertamu, adab menrima tamu.

Langkah-langkah:
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan


8. Card Sort (Memilah dan Memilih Kartu)
Ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu obyek, atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang diutamakan dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas yang telah letih.
Langkah-langkah:
1. Berilah masing-masing peserta didik kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori.
Berikut contoh kategori :
o Idhar
o Ikffa’
o Idhgham
o Iqlab
2. Mintalah peserta didik untuk berusaha mencari temannya di ruang kelas dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori sama (Anda bisa mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau biarkan peserta mencarinya).
3. Biarkan peserta didik dengan kartu kategorinya yang sama menyajikan sendiri kepada orang lain.
4. Selagi masing-masing kategori dipresentasikan, buatlah beberapa poin mengajar yang Anda rasa penting.

Variasi:
1. Mintalah setiap kelompok untuk membuat presentasi mengajar tentang kategori tersebut.
2. Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berilah masing-masing tim satu set kartu yang lengkap. Pastikan kartu tersebut dikocok, sehingga kartu kategori yang mereka sortir tidak jelas. Mintalah setiap tim untuk menyortir kartu ke dalam kategori. Setiap tim bisa memperoleh nilai untuk nomor kartu yang disortir dengan benar.

9. Talking Stick
Model strategi ini melatih siswa belajar dengan memfungsikan pendengaran dan pemikiran untuk berkonsentrasi, cermat dan cepat menangkap informasi. Pada taraf tertentu, bisa juga dikembangkan untuk melatih berfikir analogis. Dengan Model strategi ini seluruh siswa dalam kelas bisa terlibat aktif. Misal: untuk materi Iman Kepada Kitab Allah, Kemu’jizatan al-Qur’an”.
Langkah-langkah:
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
3. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya.
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru atau dari siswa.
5. Guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi
7. Penutup.

10. Billboar Ranking
Banyak materi pelajaran yang tidak mengandung muatan benar atau salah. Ketika ada nilai-nilai, opini, ide, kecenderungan tentang topik yang diajarkan guru, model aktivitas belajar ini dapat digunakan untuk menstimulasi pemikiran dan diskusi. Misalnya topik tentang: hikmah salat dan puasa, yang memungkinkan orang dapat menambah dan mengurangi hikmah tersebut.

Langkah-langkah:
1. siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing beranggotalkan 4 sampai 6 orang.
2. berikan kepada kelompok daftar yang sama; misalnya tentang hal berikut ini (pilih salah satu):
 hikmah puasa, atau hikmah zakat.
 Kerugian bagi orang mukmin yang enggan mau salat.
3. berikan setiap kelompok kertas “post it” mintalah mereka untuk menuliskan tiap butir ide dalam daftar itu pada lembar terpisah.
4. berikutnya minta setiap kelomok untuk memilah-milah lembaran-lembaran post it sehingga poin-poin terpenting yang mereka pilih ada di puncak, dan sisanya ada pada urutan berikutnya secara beranking.
5. buatlah papan pengumuman, tempat setiap kelompok memajang pilihan urutan rankingnya. (CATATAN: kertas post it dapat dipindahkan ke papan tulis, flipchart, atau pada kertas plano).
6. bandingkan dan bedakan perankingan yang telah dipajang.

Variasi
 Upayakan untuk mencapai konsensus seluruh siswa.
 Mintalah siswa untuk mewawancarai anggota kelompok yang peringkatnya berbeda dengan peringkat mereka.

11. The Power of Two
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
6. Guru memberi kesimpulan
7. Penutup

12. Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis (STEVEN & SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5. Guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup
Variasi
Membaca dan menulis, di sini bisa digunakan untuk mentashih bacaan siswa, salah seorang membaca yang lain menyimak, membetulkan bacaan.


E. Praktek:
Team Quiz, Every One is a Teacher here
Kandungan QS. Al-Baiyyinah (Kelompok A)
                                                •      •         •                      •                    
1. orang-orang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),
3. di dalamnya terdapat (isi) Kitab-Kitab yang lurus[1594].
4. dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk.
8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

[1594] Yang dimaksud dengan isi Kitab-Kitab yang Lurus ialah isi Kitab-Kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi seperti Taurat, Zabur, dan Injil yang murni.
[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
Surat al Bayyinah, dinamakan A-Bayyinah seperti bunyi ayat pertyama; dinamakan al-Qaiyyimah seperti bunyi ayat ketiga bagian akhir. As Suyuthi menamainya dengan “Surat Ahlul Kitab”—sebagaimana tercantum dalam mushaf Ubey ibn Ka’ab.
Thabathaba’i menjelaskan bahwa ayat ini menguraikan risalah Muhammad SAW kepada seluruh Ahl Kitab dan kaum musyrikin. Surat ini menjelaskan risalah kerasulan termasuk ajaran dan petunjuk kepada manusia seluruhnya.
Sayyid Quthub, menjelaskan bahwa QS. Al-Bayyinah memaparkan hakekat kesejarahan dari keimanan. Hakikat pertama adalah Rasul Muhammad untuk mengalihkan ahli kitab dan musyrikin dari kesesatan. Ini butuh seseorang utusan. Hakekat kedua adalah ahli kitab, tidak berbeda pendapat tentang agama mereka. Ini terjadi karena kebodohan dan kekaburan ajaran mereka. Hakekat ketiga, adalah sumber-sumber agama pada mulanya adalah satu. Hakekat kempat adalah orang kafir yang menutupi kebenaran, padahal Rasul telah datang menjelaskan kepada mereka.








QS Al-Insyirah (Kelompok B)

                 •   •  •            
1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
3. yang memberatkan punggungmu[1584]?
4. dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu[1585],
5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain[1586],
8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

[1584] Yang dimaksud dengan beban di sini ialah kesusahan-kesusahan yang diderita Nabi Muhammad s.a.w. dalam menyampaikan risalah.
[1585] Meninggikan nama Nabi Muhammad s.a.w di sini Maksudnya ialah meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat, menjadikan taat kepada Nabi Termasuk taat kepada Allah dan lain-lain.
[1586] Maksudnya: sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah Maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia Maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: apabila telah selesai mengerjakan shalat berdoalah.

Ulama sepakat, QS Al-Insyirah ini turun di Makkah sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Dinamakan Al-Insyirah, Alam Nasyrah, dan Al Syarh; semuanya menunjuk pada ayat pertamanya. Tema utamanya adalah:
(1) menenangkan hati Nabi Muhammad SAW menyangkut masa lalu dan yang akan datang.
(2) Menuntun berusaha sekuat tenaga dengan penuh optimisme.
(3) Al-Bika’i—ayat ini menjelaskan cara mensyukuri nikmat dengan beribadah secara maksimal kepada Allah. Ini semua diisyaratkan dari nama surat—al-Syarh (kelapangan dada).
Sebagian ulama tafsir berpendapat, surat ini merupakan kelanjutan dari QS al-Dhuha. Ini sesuai dengan urutan penulisan al-Qur’an dalan mushaf, redaksi dan kandungannya.

Al-Qar’iah (Kelompok C)
             ••         •          •               
1. Hari kiamat,
2. Apakah hari kiamat itu?
3. tahukah kamu Apakah hari kiamat itu?
4. pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
5. dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6. dan Adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
7. Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8. dan Adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
9. Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
10. tahukah kamu Apakah neraka Hawiyah itu?
11. (yaitu) api yang sangat panas.
Adalah surat ke 101; diturunkan sesudah al-Quraisy, termasuk surat Makkiyah. Nama surat ini diambil dari ayat yang pertama, yang berarti “mengetuk dengan keras”. Kemudian kata ini difahami sama dengan “kiyamat”.
Kandungannya, menjelaskan berakhirnya kehidupan dunia atas kehendak Allah; di saat seisi alam hancur lebur, hanya Allah yang hidup berkuasa. Setelah semua peristiwa kehancuran terjadi, manusia tinggal menunggu nasib, apakah timbangan amal baiknya berat atau sebaliknya, apakah mendapat kebahagiaan syurga atau sebaliknya kesengraraa di neraka.

Talking Stick, information search
Al-Qur’an

Dalam bahasa Arab, al-Qur’an adalah bentuk masdar dari kata kerja qara’a – yaqra’ u--(qur’anan), artinya “bacaan”. Namun yang dimaksud bentuk masdar bagi al-Qur’an ini dimaknai dengan isim maf’ul (maqru’), artinya “yang dibaca”. Demikian penjelasan Subhi al-Salih.
Pemakaian kata qur’an di dalam al-Qur’an sebagaimana tertera dalam QS. Al-Qiyamah (75): 17-18:
•       •  
(17). Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. (18). apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.

Secara Istilah, definisi al-Qur’an adalah: “Kalam Allah yang merupakan mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, secara berangsur-angsur, diriwayatkan secara mutawatir, dan membacanya merupakan ibadah”.
Selain merupakan mu’jizat terbesar di antara mu’jizat yang diterima oleh Rasulullah SAW, Al-Qur’an menjadi hujjah baginya dalam mendakwahkan risalahnya.

Adapun maksud diturunkannya al-Qur’an sebagai kitab suci agama Islam adalah memberi pedoman hidup (way of life) bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan ini, sehingga dapat mencapai keselamatan yang dicita-citakan. Menurut Quraish Shihab ada tiga tujuan utama diturunkannya al-Qur’an, yaitu:
1. petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia. Hal ini tersimpul dalam keimanan dan keesaan Tuhan, juga kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
2. petunjuk mengenai akhlak yang murni. Untuk itu perlu ada jalan yang menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia, baik secara individu maupun kolektif.
3. Petunjuk mengenai syari’at dan hukum, yaitu dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan dengan sesamanya.
Dengan demikian al-Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh umat manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan diakrerat. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah (2): 2 :

         
2. Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12],
[11] Tuhan menamakan Al Quran dengan Al kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis.
[12] Takwa Yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
Dalam posisi Rasulullah sebagai khatamul anbiya’ wal mursalin (nabi dan rasul terakhir), maka al-Qur’an menjadi kitab suci penutup. Sejalan dengan itu, maka di samping ketiga tujuan utama tersebut ada tujuan lain diturunkannya al-Qur’an; yaitu menyempurnakan ajaran-ajaran Allah yang sudah diturunkan kepada para rasul sebelumnya.
Jigzaw, athe Power of Two
Diskusikan bersama teman kelompok
1. Proses Turunnya al-Qur’an (Kelompok A)
Menurut penjelasan Muhammad Ali Al-Shabuni dalam al- Tibyan fi Ulumi al-Qur’an, bahwa al-Qur’an itu diturunkan dalam dua tahap; pertama, al-Qur’an diturunkan dari Lauhil Mahfuzh ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar; kedua, dari langit dunia al-Qur’an turun ke bumi secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari. Dalam proses yang kedua ini ada beberapa cara tentang proses turunnya al-Qur’an; jelaskan!
2. Manfaat Diturunkan al-Qur’an (Kelompok B)
Diturunkannya al-Qur’an merupakan rahmatan lil alamin. Karena sifat Rahman dan Rahim Allah, maka al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus, tetapi secara berangsur-angsur. Ada beberapa hikmah yang sekaligus dapat menunjukkan manfaat diturunkannya al Qur’an secara berangsur-angsur; jelaskan!

3. Alasan Penamaan Lain dari Al-Qur’an (Kelompok C)
Al-Qur’an mempunyai beberapa nama yang kesemua itu menunjukkan kedudukan yang tinggi dan luhur. Al-Quran adalah kitab samawi yang paling mulia, karenanya Allah memberi nama-nama antara lain: al-Furqon, al-Kitab, al-Tanzil, al-Zikr, dan al-Syifa’; jelaskan alasannya!
F. LATIHAN
1. Mengenal teori pembelajaran para tokoh:
Diskusikan dengan teman kelompok kalian tentang kegunaan dan penerapan teori mereka dalam pembelajaran.
Konfusius...
Silberman...
John Dewey...learning by doing
Edgar Dale...
Mursell ...
Maslow ...
J. Bruner ...
2. Prinsip-prinsip PAIKEM
a. Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
b. Memberi peluang kepada siswa untuk berinovasi.
c. Men jadikan siswa sebagai manusia kreatif.
d. Membangun komunikasi pembelajaran efektif.
e. ...





BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya, peran serta keberadaan seorang guru dalam sebuah prose pembelajaran sangatlah urgen karena guru merupakan salah satu penentu apakah sebuah proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai atau tidak. Mengingat peran penting guru tersebut, maka perlu kiranya disadari bahwa di pundak seorang guru tertumpu sebuah tanggung jawab yang tidak dapat dianggap ringan, yaitu memfasilitasi proses pembelajaran siswa di kelas menjadi sebuah pembelajaran yang beriklim menyenangkan dan menggairahkan, sehingga siswa akan termitivasi untuk belajar secara maksimal.
Hal yang perlu perhatian adalah, agar bisa terjadi kegiatan belajar pada siswa, maka siswa harus secara aktif melakukan interaksi dengan berbagai sumber belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar hanya mungkin terjadi jika ada interaksi antara siswa dengan sumber sumber belajar. Dan inilah yang seharusnya diusahakan oleh setiap pengajar dalam kegiatan pembelajaran.
Untuk mendukung terwujudnya tujuan tersebut, maka guru dapat mencoba menerapkan berbagai bentuk model pembelajaran yang ada, atau bila memungkinkan, guru dapat berinovasi mencipatakan sendiri model pembelajaran yang akan digunakan, karena bagaimanapun juga, guru adalah orang yang paling memahami karakteristik dan kebutuhan siswanya. Melalui berbagai variasi metode dan model pembelajaran, siswa akan dapat banyak berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang mereka miliki. Barang kali perlu direnungkan kembali ungkapan populer yang mengatakan : "Saya mendengar saya lupa, Saya melihat saya ingat, Saya berbuat maka saya bisa".
Pemanfaatan model pembelajaran ini sebenarnya dimaksudkan untuk membantu agar kegiatan pembelajaran lebih efektif mencapai tujuan dan efisien. Sayangnya, masih ada yang beranggapan bahwa penggunaan berbagai model pembelajaran hanya menambah pekerjaan guru yang waktunya telah habis untuk mengejar target kurikulum. Anggapan demikian sebenamya tak perlu terjadi.

A. SARAN
Setelah mempelajari pembahasan tentang model-model pembelajaran, maka diharapkan para guru telah memahami apa itu model pembelajaran, jenis-jenis, dan langkah-langkah beberapa model pembelajaran. Selain itu, berbagai manfaat penggunaan model pembelajaran juga telah diketahui, begitu pula pengetahuan tentang bagaimana memilih model pembelajaran yang tepat, sekaligus teknik pelaksanaannya. Masalahnya sekarang adalah, maukah kita (guru) menerapkan model-model pembelajaran tersebut untuk siswanya. Sebagai seorang guru, memang tidak cukup hanya mengetahuinya saja. Namun yang lebih pebih penting dari itu adalah guru dituntut untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan baru tersebut dalam kegiatan pembelajaran demi keberhasilan proses pembelajaran.
Peran guru adalah menyediakan, menunjukkan, membimbing dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada dengan menggunakan berbagai variasi model pembelajaran. Bukan hanya model pembelajaran yang ada dan telah lazim digunakan saja, melainkan juga model-model pembelajaran lain yang ditemukan sendiri oleh seorang guru. Oleh karena itu seorang guru harus terus berinovasi dan kreatif dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat, akan sangat membantu keberhasilan proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.
Nur, Muhammmad. 2000. Pembelajaran Langsung. Surabaya : Pusat Sains dan Matematika Sekolah Universitas Negeri Surabaya. University Press.
Shaleh, Abdul Rahman. 2005. Panduan Pembelajaran, Bina Mitra Pemberdayaan Madrasah. Jakarta : MP3A Departemen Agama RI.
Setiawan, Didang. 2006. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: LPMP.
Silberman, Mel. 2005. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: YAPPENDIS.
Zaini, Hisyam, dkk. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. Yogyakarta : CTSD.
http://www.blogger.com/profile/16851072440411287314noreply@blogger.c
http://beta.tnial.mil.id/cakrad.php3?id=150

5 komentar:

  1. Artikel nya saya suka tp menurut saya....harus dilampirkan Contoh Rpp nya.
    kalau ada rpp dengan model nya, kirim ke email saya y
    samsulacehtamiang@gmail.com
    saya tunggu.

    BalasHapus
  2. yupsss, syukron atas postingannya,, ijin co-past ya,, mudah2n guru2 di Indonesia khususny, dpt mmpraktekkan strategi pembelajaran, tujuanny tdk lain agar pembelajaran tdk monoton dan membosankan

    BalasHapus
  3. Izin Copas untuk modal mengajar menggunakan model

    BalasHapus