Total Tayangan Halaman

Rabu, 12 Mei 2010

Memahami diri dan orang lain

Allah menciptakan manusia dari tanah. tanah itu sendiri bermacam-macam, ada tanah humus, liat, berpasir, basah, kering, berlumpur. Dari segi warna, ada yang hitam, merah, coklat dsb. ini menjadi gambaran bagaimana Allah menciptakan manusia dengan berbagai bentuk rupa, warna kulit, watak, kepribadian, orientasi hidup, cara berpikir. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, karena sudah menjadi fitrah manusia.
perbedaan tanah asal kejadian manusia, lingkungan dimana dia hidup, masyarakat yang membentuk kepribadiannya, latar belakang pengalaman, latar belakang pendidikan menyebabkan terjadinya perbdedaan yang sangat tajam diantara manusia. Jangankan manusia yang terlahir dengan perbedaan dari segi wilayah, masa dilahirkan, lingkungan dimana ia hidup, antara dua orang kakak beradik pun terdapat perbedaan tajam dalam sifat, watak, kepribadian dan dpola hidup.

Disisi lain manusia adalah makhluk yang hidup bersosial, artinya dia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dia membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia tergantung kepada orang lain.
Ketika terjadi hubungan sosial diantara manusia yang datang dari latar belakang yang berbeda, tidak jarang terjadi tarik menarik kepribadian. ada yang ingin dominasi, mengalah, acuh dan bekerjasama.

Pada saat sosialisasi ini terjadi, tanpa diminta akan terjadi konflik diantara individu-individu yang saling berbeda tadi untuk mencari titik persamaan diantara mereka. Karena tanpa ada unsur persamaan, manusia sulit bersatu dan disatukan. Fitrah manusia ingin mencari persamaan dirinya dengan orang lain. Dengan kata lain, manusia pada dasarnya ingin mencari kembarannya dimuka bumi, dan ia merasa nyaman dan aman dengan orang yang terdapat unsur persamaan diantara mereka.

Peerbedaan tidak dapat dihindari, persamaan dibutuhkan untuk menjadi komunitas, lau bagaimana agar kedua kutub ini bisa dijembatani?
Agar kedua kutub ini dijembatani maka dibutuhkan beberapa hal:
1. Kesedian untuk saling menerima perbedaan satu sama lain. Perbedaan tersebut bukan dijadikan sebagai ajang konflik, melainkan saling melengkapi satu sama lain.
2. Jangan menonjolkan perbedaan tetapi dicari unsur persamaan, misalnya satu tujuan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.
3. Perlu aturan norma yang disepakati bersama, agar masing-masing mengikuti konsensus yang dibuat bersama.
4. Perlu ada seorang pemimpin yang kuat untuk pemersatu, yang bertindak sebagai, mediator, motivator dan fasilitator mendorong anggoata kelompok dapat bekerjasama satu sama lain.













d

Tidak ada komentar:

Posting Komentar