Total Tayangan Halaman

Jumat, 30 Desember 2011



Pada awalnya, penelitian
tindakan (action research)
dikembangkan dengan tujuan untuk mencari penyelesaian terhadap problema sosial
(terma- suk pendidikan). Penelitian tindakan diawali oleh suatu kajian terhadap
suatu masalah secara sistematis (Kemmis dan Taggart, 1988). Hasil kijian ini
dija- dikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk
mengatasi masalah tersebut. Kegiatan berikutnya adalah pelaksanaan tindakan dilanjutkan
dengan observasi dan evaluasi. Hasil observasi dan eva- luasi digunakan sebagai
masukkan melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat pelaksanaan tindakan.
Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untuk menentukan perbaikan serta penyempurnaan
tindakan selanjutnya.



Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah
suatu bentuk peneli- tian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan
dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik
yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang
komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut
dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan
dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam
tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan
profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik
yang dilaksana- kannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di
mana praktik tersebut dilaksanakan.



Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik
pembelajaran, pene-litian tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Reserach
(CAR). PTK adalah
penelitian
tindakan
yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran
berlangsung. PTK dilaku- kan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas
pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang
terjadi di dalam kelas.



Suharsimi
(2002) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu
“Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”.
Makna setiap kata tersebut
adalah sebagai berikut.



Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan
menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah.



Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan.



Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah
ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan
karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah
arahan guru.



Berdasarkan pengertian di atas, komponen yang terdapat dalam
sebuah kelas yang dapat dijadikan sasasaran PTK adalah sebagai berikut.



  1. Siswa, dapat dicermati obyeknya
    ketika siswa sedang mengikuti proses pembelajaran. Contoh permasalahan
    tentang siswa yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain perilaku disiplin
    siswa, motivasi atau semangat belajar siswa, keterampilan berpikir kritis,
    kemampuan memecahkan masalah dan lain-lain.

  2. Guru, dapat dicermati ketika yang
    bersangkutan sedang mengajar atau membimbing siswa. Contoh permasalahan
    tentang guru yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain penggunaan metode
    atau strategi pembelajaran, penggunaan pendekatan pembelajaran, dan
    sebagainya.

  3. Materi pelajaran, dapat dicermati
    ketika guru sedang mengajar atau menyajikan materi pelajaran yang
    ditugaskan pada siswa. Contoh permasalahan tentang materi yang dapat menjadi
    sasaran PTK misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian
    materi, integrasi materi, dan lain sebagainya.

  4. Peralatan
    atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar dangan
    menggunakan peralatan atau sarana pendidikan tertentu.
    Contoh permasalahan tentang peralatan atau sarana pendidikan yang
    dapat menjadi sasaran PTK antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan
    media pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar.

  5. Hasil pembelajaran yang ditinjau dari
    tiga ranah (kognitif, afektif, psikomotorik), merupakan produk yang harus
    ditingkatkan melalui PTK. Hasil pembelajaran akan terkait dengan tindakan yang
    dilakukan serta unsur lain dalam proses pembelajaran seperti metode, media, guru, atau perilaku
    belajar siswa itu sendiri.

  6. Lingkungan, baik lingkungan siswa di
    kelas, sekolah, maupun yang lingkungan siswa di rumah. Dalam PTK, bentuk
    perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan
    menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan ruang kelas, penataan
    lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya.

  7. Pengelolaan, merupakan kegiatan dapat
    diatur/direkayasa dengan bentuk tindakan. Contoh permasalahan tentang
    pengelolaan yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain pengelompokan
    siswa, pengaturan jadwal pelajaran, pengaturan tempat duduk siswa, penataan
    ruang kelas, dan lain sebagainya.



Karena makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta
didik yang sedang belajar serta guru yang sedang memfasilitasi kegiatan belajar,
maka permasalahan PTK cukup luas. Permasalahan tersebut di antaranya adalah
sebagai berikut.



  1. Masalah belajar siswa di sekolah,
    seperti misalnya permasalahan pem- belajaran di kelas, kesalahan-kesalahan
    dalam pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi, dan lain sebagainya.

  2. Pengembangan profesionalisme guru
    dalam rangka peningkatan mutu perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi
    program dan hasil pembela- jaran.

  3. Pengelolaan dan pengendalian,
    misalnya pengenalan teknik modifi- kasi perilaku, teknik memotivasi, dan
    teknik pengembangan potensi diri.

  4. Desain dan strategi pembelajaran di
    kelas, misalnya masalah pengelo- laan dan prosedur pembelajaran,
    implementasi dan inovasi penggunaan metode pembelajaran (misalnya
    penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru),
    interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan stretegi pengajaran yang
    didasarkan pada pendekatan tertentu).

  5. Penanaman
    dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, misalnya pengembangan pola
    berpikir ilmiah dalam diri siswa.

  6. Alat
    bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media perpustakaan,
    dan sumber belajar di dalam/luar kelas.

  7. Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran, seperti
    misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan
    instrumen penilaian berbasis kompetensi, atau penggunaan alat, metode
    evaluasi tertentu

  8. Masalah kurikulum, misalnya
    implementasi KBK, urutan penyajian meteri pokok, interaksi antara guru
    dengan siswa, interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, atau
    interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar.



Berdasarkan cakupan permasalannya, seorang guru akan
dapat menemukan penyelesaian masalah yang terjadi di kelasnya melalui PTK. Hal
ini dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik
pembelajaran yang relevan. Selain itu, PTK dilaksanakan secara bersamaan dangan
pelaksanaan tugas utama guru yaitu mengajar di dalam kelas, tidak perlu harus
meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang
melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh
guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru memiliki peran ganda
yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti.



 



 














 



 



 



 



 



 



 



 




Pada awalnya, penelitian
tindakan (action research)
dikembangkan dengan tujuan untuk mencari penyelesaian terhadap problema sosial
(terma- suk pendidikan). Penelitian tindakan diawali oleh suatu kajian terhadap
suatu masalah secara sistematis (Kemmis dan Taggart, 1988). Hasil kijian ini
dija- dikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk
mengatasi masalah tersebut. Kegiatan berikutnya adalah pelaksanaan tindakan dilanjutkan
dengan observasi dan evaluasi. Hasil observasi dan eva- luasi digunakan sebagai
masukkan melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat pelaksanaan tindakan.
Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untuk menentukan perbaikan serta penyempurnaan
tindakan selanjutnya.



Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah
suatu bentuk peneli- tian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan
dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik
yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang
komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut
dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan
dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam
tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan
profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik
yang dilaksana- kannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di
mana praktik tersebut dilaksanakan.



Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik
pembelajaran, pene-litian tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Reserach
(CAR). PTK adalah
penelitian
tindakan
yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran
berlangsung. PTK dilaku- kan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas
pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang
terjadi di dalam kelas.



Suharsimi
(2002) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu
“Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”.
Makna setiap kata tersebut
adalah sebagai berikut.



Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan
menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah.



Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan.



Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah
ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan
karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah
arahan guru.



Berdasarkan pengertian di atas, komponen yang terdapat dalam
sebuah kelas yang dapat dijadikan sasasaran PTK adalah sebagai berikut.



  1. Siswa, dapat dicermati obyeknya
    ketika siswa sedang mengikuti proses pembelajaran. Contoh permasalahan
    tentang siswa yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain perilaku disiplin
    siswa, motivasi atau semangat belajar siswa, keterampilan berpikir kritis,
    kemampuan memecahkan masalah dan lain-lain.

  2. Guru, dapat dicermati ketika yang
    bersangkutan sedang mengajar atau membimbing siswa. Contoh permasalahan
    tentang guru yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain penggunaan metode
    atau strategi pembelajaran, penggunaan pendekatan pembelajaran, dan
    sebagainya.

  3. Materi pelajaran, dapat dicermati
    ketika guru sedang mengajar atau menyajikan materi pelajaran yang
    ditugaskan pada siswa. Contoh permasalahan tentang materi yang dapat menjadi
    sasaran PTK misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian
    materi, integrasi materi, dan lain sebagainya.

  4. Peralatan
    atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar dangan
    menggunakan peralatan atau sarana pendidikan tertentu.
    Contoh permasalahan tentang peralatan atau sarana pendidikan yang
    dapat menjadi sasaran PTK antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan
    media pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar.

  5. Hasil pembelajaran yang ditinjau dari
    tiga ranah (kognitif, afektif, psikomotorik), merupakan produk yang harus
    ditingkatkan melalui PTK. Hasil pembelajaran akan terkait dengan tindakan yang
    dilakukan serta unsur lain dalam proses pembelajaran seperti metode, media, guru, atau perilaku
    belajar siswa itu sendiri.

  6. Lingkungan, baik lingkungan siswa di
    kelas, sekolah, maupun yang lingkungan siswa di rumah. Dalam PTK, bentuk
    perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan
    menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan ruang kelas, penataan
    lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya.

  7. Pengelolaan, merupakan kegiatan dapat
    diatur/direkayasa dengan bentuk tindakan. Contoh permasalahan tentang
    pengelolaan yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain pengelompokan
    siswa, pengaturan jadwal pelajaran, pengaturan tempat duduk siswa, penataan
    ruang kelas, dan lain sebagainya.



Karena makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta
didik yang sedang belajar serta guru yang sedang memfasilitasi kegiatan belajar,
maka permasalahan PTK cukup luas. Permasalahan tersebut di antaranya adalah
sebagai berikut.



  1. Masalah belajar siswa di sekolah,
    seperti misalnya permasalahan pem- belajaran di kelas, kesalahan-kesalahan
    dalam pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi, dan lain sebagainya.

  2. Pengembangan profesionalisme guru
    dalam rangka peningkatan mutu perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi
    program dan hasil pembela- jaran.

  3. Pengelolaan dan pengendalian,
    misalnya pengenalan teknik modifi- kasi perilaku, teknik memotivasi, dan
    teknik pengembangan potensi diri.

  4. Desain dan strategi pembelajaran di
    kelas, misalnya masalah pengelo- laan dan prosedur pembelajaran,
    implementasi dan inovasi penggunaan metode pembelajaran (misalnya
    penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru),
    interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan stretegi pengajaran yang
    didasarkan pada pendekatan tertentu).

  5. Penanaman
    dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, misalnya pengembangan pola
    berpikir ilmiah dalam diri siswa.

  6. Alat
    bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media perpustakaan,
    dan sumber belajar di dalam/luar kelas.

  7. Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran, seperti
    misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan
    instrumen penilaian berbasis kompetensi, atau penggunaan alat, metode
    evaluasi tertentu

  8. Masalah kurikulum, misalnya
    implementasi KBK, urutan penyajian meteri pokok, interaksi antara guru
    dengan siswa, interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, atau
    interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar.



Berdasarkan cakupan permasalannya, seorang guru akan
dapat menemukan penyelesaian masalah yang terjadi di kelasnya melalui PTK. Hal
ini dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik
pembelajaran yang relevan. Selain itu, PTK dilaksanakan secara bersamaan dangan
pelaksanaan tugas utama guru yaitu mengajar di dalam kelas, tidak perlu harus
meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang
melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh
guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru memiliki peran ganda
yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti.